Minggu (22/9)
diadakan Bualu Culture Festival, di
Lapangan Parkir Eks Tragia, Desa Bualu, Kuta Selatan. Acara ini
diselenggarakan oleh Tim Penyuluh Bahasa Bali Provinsi yang bertugas di Desa
Bualu. Dalam kegiatan ini dilaksanakan lomba menyalin aksara Bali tingkat SD, nyurat lontar tingkat SMP, dan membaca
aksara Bali di lontar untuk sekeha truna.
Kegiatan ini adalah kegiatan tahunan (Sabha Yowana) untuk melestarikan budaya
Bali.
Dalam kegiatan
ini, SMP Negeri 2 Kuta Selatan mengirimkan perwakilannya dari kelas IX A atas
nama Komang Gde Guna Pujastaman atau yang akrab dipanggil Mang De. Perlombaan nyurat lontar ini diikuti oleh tujuh
peserta dari tujuh sekolah, tetapi dua peserta didiskualifikasi karena
terlambat datang. Mang De menyatakan sempat merasa sedikit gugup ketika
mengikuti perlombaan. “Saya sempat merasa sedikit gugup karena lupa membawa
penggaris, tapi untungnya guru pembina saya, Bapak I Made Dharma Negara, S.Pd.,
sigap membantu saya.” Walaupun sempat merasa gugup, namun akhirnya usaha Mang
De berbuah manis, ia berhasil menyabet juara pertama mengalahkan empat peserta
lainnya. “Saya tidak menyangka saya akan berhasil mendapat juara, karena
persiapannya sangat mepet” ujar siswa yang hobi bermain bulu tangkis ini.
Ditemui di
tempat kerjanya, pembina nyurat lontar SMP Negeri 2 Kuta Selatan, I Made Dharma
Negara, S.Pd., sempat berbagi tips kemenangan siswa binaanya kepada tim
Mahardika Post. “Saya sempat berbagai pengalaman saya ketika mengikuti
perlombaan nyurat lontar sewaktu menjadi mahasiswa tahun 2011 silam. Inilah
yang dijadikan pedoman Mang De untuk mengikuti ajang lomba kali ini sehingga ia
ada sedikit bayangan berkaitan dengan lombanya.” Bapak satu anak yang terkenal
humoris ini juga berpesan kepada generasi muda untuk mencintai bahasa, sastra,
dan aksara Bali. “Ini merupakan kebudayaan lokal kita, jangan sampai kebudayaan
ini punah di generasi kita” tutupnya dengan berapi-api. (wsn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar